Ketahui Apa itu Pemeriksaan Kejiwaan

Pemeriksaan medis kejiwaan adalah rangkaian pemeriksaan untuk menentukan apakah seseorang menderita permasalahan pada kejiwaannya atau tidak. Serangkaian pemeriksaan tersebut meliputi wawancara, pemeriksaan fisik, dan tes tertulis melalui kuesioner. Pemeriksaan medis kejiwaan umumnya dilakukan oleh dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater) atau psikolog

Permasalahan kejiwaan atau gangguan kesehatan mental seringkali dikaitkan dengan adanya faktor psikologis tertentu, seperti stres berkepanjangan. Namun sebenarnya, terdapat beberapa faktor yang dapat berpengaruh pada munculnya gangguan kejiwaan, yaitu:

Memiliki keluarga dengan riwayat gangguan kejiwaan (genetik).

Gangguan fisik tertentu seperti kanker atau kerusakan organ, misalnya otak.

Efek samping obat-obatan dan alkohol.

Lingkungan di sekitar pasien, termasuk faktor sosial dan budaya

Masalah kejiwaan yang terjadi dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti perubahan suasana hati atau mood misalnya depresi dan mudah marah, gangguan kepribadian, gangguan tidur, gangguan cemas, gangguan perilaku, gangguan halusinasi, hingga psikosis

Apa itu Psikosis

Psikosis adalah gangguan jiwa yg ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk membedakan mana yg nyata dan tidak nyata (sulit membedakan antara khayalan dan realitas). Penyebab dari gangguan PSIKOTIK adalah adanya gangguan keseimbangan zat kimia di dalam saraf otak. Bukan karena Gangguan Jin atau Teluh

Autis

Autism spectrum disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut autisme merupakan gangguan perkembangan saraf. Gangguan tersebut memengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan seorang anak untuk berkomunikasi, berinteraksi, serta berperilaku

Pengertian Autisme

Autism spectrum disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut autisme merupakan gangguan perkembangan saraf. Gangguan tersebut memengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan seorang anak untuk berkomunikasi, berinteraksi, serta berperilaku. Bukan hanya autisme, ASD juga mencakup sindrom Asperger, sindrom Heller, dan gangguan perkembangan pervasif (PPD-NOS). Perlu diingat bahwa autisme bukanlah penyakit, melainkan kondisi di mana otak bekerja dengan cara yang berbeda dari orang lain.

Mereka yang menyandang autisme dapat mengalami kesulitan memahami apa yang orang lain pikirkan dan rasakan. Hal ini membuat mereka sulit untuk mengekspresikan diri. Baik dengan kata-kata atau melalui gerak tubuh, ekspresi wajah, dan sentuhan.

Selain itu, penyandang autisme juga mungkin akan memiliki kendala saat belajar. Keterampilan mereka mungkin berkembang tidak merata. Misalnya ketika penyandang autisme memiliki kesulitan berkomunikasi, bisa saja dirinya sangat pandai dalam seni, musik, memori, hingga matematika.

Faktor Risiko Autisme

Jenis kelamin. Anak laki-laki memiliki risiko hingga 4 kali lebih tinggi mengalami autisme dibandingkan dengan anak perempuan
.
Faktor keturunan. Orang tua yang mengidap autisme berisiko memiliki anak dengan kelainan yang sama
Penularan selama dalam kandungan. Contohnya, efek samping terhadap minuman beralkohol atau obat-obatan (terutama obat epilepsi untuk ibu hamil) selama dalam kandungan

ADHD

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan saraf yang menyerang anak. Akibat gangguan ini, anak bisa menjadi hiperaktif, kurang fokus, dan impulsif. Gejala-gejala ini nantinya dapat memengaruhi proses belajar anak hingga cara bersosialisasinya
Contoh di kita si Akmal budak Lia

Kenali Gejala ADHD pada Anak

1. Asik dengan Dirinya Sendiri

Anak yang mengalami ADHD biasanya tidak mampu mengenali kebutuhan dan keinginan orang lain. Mereka cenderung lebih fokus dengan dirinya sendiri dan tidak memedulikan orang lain. Misalnya, ketika disuruh untuk menunggu giliran, anak dengan ADHD cenderung sangat tidak sabar dan bahkan bisa mengganggu anak lain

2. Suka Menginterupsi

sPerilaku berfokus pada diri sendiri dapat menyebabkan seorang anak dengan ADHD mengganggu orang lain saat mereka berbicara atau terlibat dalam percakapan atau permainan yang bukan bagian mereka_

3. Sulit Mengendalikan Emosi

Anak yang mengidap ADHD mungkin kesulitan mengendalikan emosinya. Mereka bisa meluapkan amarahnya di waktu yang tidak tepat.

4. Selalu Gelisah

Kebanyakan anak yang mengidap ADHD sering kali tidak bisa duduk diam. Mereka mungkin mencoba untuk bangun dan berlari, gelisah, atau menggeliat di kursinya ketika dipaksa untuk duduk. Kegelisahan dapat menyulitkan anak-anak dengan ADHD untuk bermain dengan tenang atau melakukan aktivitas santai

5. Tidak Mampu Menyelesaikan Tugas

Seorang anak dengan ADHD sering menunjukkan minat pada banyak hal berbeda, tetapi ujung-ujungnya mereka sulit atau tidak menyelesaikannya sama sekali. Misalnya, mereka bermain permainan menyusun atau melakukan pekerjaan rumah, ketika sedang mengerjakannya, Si Kecil bisa tiba-tiba beralih ke hal berikutnya yang menarik minat mereka sebelum menyelesaikan tugas sebelumnya

6. Kurang Fokus

Anak yang mengidap ADHD cenderung sulit memperhatikan sesuatu, bahkan ketika ada seseorang yang sedang berbicara langsung kepada mereka. Si Kecil mungkin akan berkata bahwa ia mendengarkan perkataan ibu, tetapi ketika disuruh untuk mengulangi, anak tidak akan bisa

7. Sering Melakukan Kesalahan

ADHD dapat membuat Si Kecil sulit mengikuti instruksi atau melaksanakan sebuah rencana pelaksanaan sebuah rencana. Hal ini kemudian dapat membuat anak ceroboh dan menyebabkan kesalahan. Namun, kesalahan yang dibuatnya bukan karena ia malas atau tidak cerdas, melainkan karena kondisi ADHD yang dimilikinya

8. Melamun

Tidak semua anak yang mengidap ADHD selalu ribut dan berisik. Sebagian anak mungkin justru lebih pendiam dan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Ia bisa saja lebih suka melamun dan mengabaikan apa yang terjadi di sekitarnya.

9. Sulit Mengatur

Anak dengan ADHD seringkali sulit mengatur tugas dan aktivitasnya. Hal ini dapat menimbulkan masalah di sekolah, karena mereka merasa sulit untuk memprioritaskan pekerjaan rumah, proyek sekolah, dan tugas lainnya.

10. Pelupa

Anak dengan ADHD bisa jadi pelupa dalam aktivitas sehari-hari. Mereka mungkin lupa mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah dan sering kehilangan barang, seperti mainan